SELUMA – Dalam mewujudkan perubahan besar di Kabupaten Seluma, baik infrastruktur, Pelayanan, Keagamaan, kebudayaan, lapangan Pekerjaan, Bupati Seluma Erwin Octavian bersama Wakilnya Drs Gustianto juga fokus dalam menekan angka Stunting.
Berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kasus Stunting di Kabupaten Seluma Tahun 2020 sebanyak 40 persen, tahun 2021 turun menjadi 24,7 persen serta di tahun 2022 turun 2,6 persen.
Capaian ini diraih berkat sinergi Pemerintah Daerah Kabupaten Seluma dengan seluruh Stake Holder mulai dari Puskesmas, Kecamatan, Desa, Perangkat Daerah, Baznaz, Pengusaha dan Forkopimda di Kabupaten Seluma.
“Ini komitmen mewujudkan Seluma Bebas Stunting melalui aksi konvergensi untuk menangani Stunting di Kabupaten Seluma.
ini kita lakukan agar Kabupaten Seluma Alap Seluma Sehat Seluma Bebas Stunting benar terwujud,” sampai Bupati Seluma Erwin Octavian, belum lama ini.
Dalam hal ini
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Seluma melalui intervensi spesifik seperti pemberian makanan tambahan, pemberian tablet tambah darah bagi remaja, WUS, dan ibu Hamil, promosi dan konseling menyusuim tatalaksana gizi, pemantauan dan promosi pertumbuhan,
promosi dan konseling makanan bayi dan anak, pemeriksaan kehamilan dan imunisasi, suplementasi mikronutrion. Juga dilakukan melalui intervensi sensitif seperti penyediaan air bersih, perbaikan sanitasi, peningkatan pendidikan edukasi, konseling dan perubahan perilaku, dan akses pangan bergizi.
Selain itu Inovasi yang telah dilakukan Pemerintah Daerah dalam menurunkan angka stunting melalui Inovasi Beremis. Dimana BEREMIS adalah kegiatan tradisional masyarakat Kabupaten Seluma untuk mencari remis ( kerang pantai) yang merupakan makanan khas Kabupaten Seluma.
BEREMIS ini adalah aksi daerah Kabupaten Seluma dalam menurunkan stunting dan AKI/ AKN. BERESMIS Berikan Tablet FE pada remaja putri, WUS (Wanita Usia Subur) dan Ibu Hamil, Edukasi masyarakat tentang PMBA (pemberian makanan bagi anak), pola asu dan sanitasi lingkungan, Rencanakan kehamilan yang sehat dengan pemenuhan nutrisi selama masa kehamilan, nifas dan menyusui,
Efektitas pemberian Vit A, imunisasi dan obat cacing dan makanan yang bergizi pada balita dan pemberian Vit A pada ibu nifas, Meningkatkan kualitas kader Pembangunan Manusia dalam pencegahan dan penurunan Stunting, Intervensi masala gizi ibu hamil dan balita terfocus pada seribu hari pertama kehidupan (100 HPK)
serta Selalu malaksanakn IMD (Inisiasi menyusui dini), Asi Ekslusif dan pemantauan tumbuh kembang balita di posyandu. (Bencool/Tomi)