SELUMA – Naiknya harga kacang kedelai yang menjadi bahan baku utama membuat tahu dan tempe sangat dikeluhkan pelaku usahan rumahan di sektor tersebut. Seperti yang dialami Darmi, salah satu dari sekian banyak pengusaha tahu dan tempe di Kelurahan Padang Rambun Kecamatan Seluma Selatan Kabupaten Seluma.
“Setiap hari itu saya butuh 50 kilogram kedelai, harganya 380 ribu. Sekarang tidak dapat lagi, harganya sudah mencapai 480 ribu, naik 100 ribu dari biasanya,” ungkap Darmi, Jumat, 8 Januari 2021.
Dia tak punya pilihan, meski harga kedelai naik, ia tak mengurangi kualitas tahu yang diproduksinya, bahkan harganya tetap sama. Dengan kondisi ini Darmi dan ‘Darmi-Darmi’ lainnya nyaris tak mendapatkan untung dari penjualan tahu dan tempenya.
“kualitas tetap sama, harganya masih sama, tetapi untungnya sedikit saat ini, mau tidak mau harus begitu,” tuturnya.
Lebih jauh Darmi mengkhawatirkan kelangsungan usaha yang telah dirintisnya sejak 15 tahun silam. Jika kondisi ini berlangsung lama, ia khawatir usahanya tersebut akan gulung tikar.
“Saya minta kalau bisa jangan mahal lagi, kembali seperti sebelumnya harga kedelai, karena kami tidak mampu membeli kalau terlalu mahal. Bisa-bisa usaha kami ini berhenti produksi,” demikian Darmi. (Bencool/Tomi)