SELUMA – Seminggu terakhir seluruh Buruh Harian Lepas (BHL) PT Sandabi Indah Lestari (SIL) di Desa Lunjuk Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma mogok kerja. Mereka menuntuk perbaikan gaji atau upah yang selama ini dinilai tidak manusiawi. Pasalnya upah panen per kilogramnya hanya Rp 105 dan berharap naik hingga Rp 200 per Kg-nya.
Selain itu, BHL juga menuntut perbaikan upah muat dan langsir Rp 25 Kg, jamsostek ditanggung perusahaan, pembayaran upah sesuai dengan tanggal yang sudah ditentukan (Tanggal 5 dan 20 setiap bulannya), THR sesuai peraturan yang berlaku, pembaruan SPK setiap satu tahun sekali dan seluruh nama anggota dicantumkan, memfasilitasi alat panen dua kali setahun, upah peruningan di angka Rp 1.250 per batang, dan memfasilitasi atribut pemanen dua kali setahun.
Guna menyelesaikan polemik yang terjadi, Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertras) Seluma memfasilitasi pertemuan antara perwakilan karyawan dan manajemen perusahaan.
“Mediasi berjalan dengan kondusif, beberapa tuntutan dari perwakilan pemanen dan pemuat dari sembilan poin, enam poin sudah disepakati, dan tiga poin masih menunggu keputusan perusahaan, karena manajemen akan menyampaikan ke pimpinan perusahan,” kata Kadisnakertrans Riduan Sabrin.
Riduan menjelaskan, pihaknya telah melakukan pembinaan baik itu perusahaan maupun karyawan. Terkait mogok kerja yang terjadi, pihaknya juga telah mendatangi lokasi di hari pertama dan hari kedua untuk melihat kondisi di lapangan.
“Kita sudah sampaikan ke perusahaan aturan yang berlaku dan sampai pada mediasi ini kita terus pantau,” ungkapnya.
Sementara itu, HRD PT SIL Riski Oktavian berdalih mogok kerja yang terjadi hanyalah miss komunikasi.
“Karyawan ini hanya kurang edukasi saja sehingga adanya tuntutan mereka langsung mogok kerja, seharusnya kalau mau menyampaikan tuntutan ada cara-cara yang bisa dilakukan,” tuturnya.
Terkait dengan beberapa tuntutan yang belum disetujui seperti BPJS Jamsostek, upah panen, dan THR pihaknya akan membicarakan hal ini ke pimpinan perusahaan.
“Yang jelas tiga poin ini secepatnya akan kita selesaikan secepatnya, BHL bisa menunggu hasil yang baik bagi kedua belah pihak,” katanya.
Sebab menurut pengakuannya perusahaan merugi akibat mogok kerja ini. Untuk itu ia berharap polemik yang terjadi terselesaikan dengan baik dan karyawan kembali bekerja.
“Kita ini berinvestasi yang kondusif dan enggak mau heboh-heboh di media. Ke depan kami berharap mereka kembali bekerja dan memberikan kontribusi terbaik,” harap Riski. (Bencool/Tomi)